Skip to main content

Kasih Allah: Adil dan Tidak Memihak


Kasih adalah sesuatu yang tidak akan pernah ada habisnya dibicarakan. Bahkan, ada terlalu banyak perkataan serta perbuatan untuk mengungkapkannya; karena kasih itu sendiri sangat luas dan beragam. Namun, saat berbicara tentang kasih, tentu kita tidak bisa melepaskannya dari Allah, Sang Sumber Kasih itu sendiri. Allah yang adalah Kasih memberikan kasih-Nya bagi setiap manusia tanpa syarat, tanpa batas, dan tanpa kecuali. Kasih Allah itu sama bagi setiap manusia; adil dan tidak memihak. Hanya saja, cara-Nya memberikan kasih itu yang belum tentu sama seorang dengan yang lain. Bergantung pada relasi seseorang dengan-Nya, juga tingkat kedewasaan iman orang tersebut.

Hal inilah yang seringkali tidak kita mengerti sebagai anak-anak Allah. Kita menganggap Allah pilih-pilih dalam memberikan kasih-Nya. Kita menyebut Allah tidak adil karena kita merasa Ia memihak kelompok tertentu. Mereka yang belum mengenal Allah, mereka yang sering jatuh bangun dalam dosa, mereka yang tidak sungguh-sungguh menghidupi kekristenannya, seolah memiliki kehidupan yang lebih baik dari mereka yang memiliki relasi yang intim dengan Allah, yang sungguh-sungguh menghidupi kekristenannya, serta mereka yang aktif melayani-Nya. Kita merasa mereka yang terhilang itu lebih dikasihi, lebih dirangkul oleh Allah. Sedangkan kira, anak-anak-Nya, tidak terlalu dipedulikan, seolah dibiarkan hidup dalam kesulitan dan penderitaan, tanpa pertolongan.

Kita lupa bahwa mereka adalah anak-anak Allah juga. Kita lupa bahwa mereka adalah saudara-saudara kita. Kita juga lupa bahwa iman mereka masih kanak-kanak dan belum dewasa. Tingkatnya belum sama seperti kita atau malah belum beriman. Atau, lebih parah lagi, kita sengaja melupakan hal itu. Kita sengaja memutus tali atau ikatan persaudaraan dengan mereka yang kita anggap lebih buruk, lebih berdosa dari kita. Kita merasa mereka tidak layak untuk mendapatkan kasih Allah karena sikap hidup mereka. Sama seperti anak sulung yang marah saat adiknya yang berdosa diampuni oleh Bapanya, kita juga tidak suka atau marah saat mereka mendapatkan kasih Allah. Jika benar demikian, maka sesungguhnya kita tidak lebih baik daripada mereka. Bahkan, kita lebih terhilang daripada mereka. Apakah ini yang kita inginkan terjadi dalam hidup kita?

Allah adalah Kasih. Dan Ia memberikan kasih-Nya bagi setiap manusia tanpa syarat, tanpa batas, tanpa kecuali. Ia tidak pernah salah dalam memberikan kasih-Nya. Ia tidak pernah terlalu banyak mengasihi seseorang dan terlalu sedikit mengasihi orang yang lain. Semua sesuai dengan porsi tiap-tiap orang. Karena kasih-Nya adil dan tidak memihak.


by: ckk ^_^
25 Maret 2015
GKI, Pacet 
sekitar pk 09.30 WIB

Comments







Instagram