Skip to main content

Pasangan vs Keluarga (3)

Mulanya semua berjalan baik. Pendekatan yang memakan waktu lama itu akhirnya menemui titik terang dan mereka sepakat untuk melanjutkan hubungan ke tahap selanjutnya. Akan tetapi, semua tidak semulus yang dibayangkan. Semuanya berubah saat si laki-laki yang bermaksud belajar dari kesalahan yang lalu mulai menceritakan segala sesuatu yang terjadi dalam hubungan mereka kepada keluarganya. Semua diceritakan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka pun tidak dirahasiakan. Tentulah ini membuat keluarga si laki-laki mulai mempertanyakan kebaikan dalam diri si perempuan. Mereka menganggap si perempuan memiliki sikap dan watak yang buruk. Bahkan, sampai pada titik mereka tidak menyetujui dan meminta si laki-laki segera mengakhiri hubungan yang ada.

Si laki-laki sadar bahwa yang ia lakukan itu salah. Tujuannya memang baik: ia ingin keluarganya mengenal pasangannya apa adanya, tidak seperti yang dulu di mana keluarganya hanya mengenal hal-hal yang baik saja. Namun, si laki-laki lupa untuk menjaga nama baik pasangannya. Ia sadar bahwa ia terlalu fokus menceritakan masalah mereka dan sering lupa menceritakan kebaikan dalam hubungan mereka; yang membuat keluarganya menganggap pasangannya sebagai perempuan yang tidak baik. Ia pun berubah. Menentang anjuran keluarganya untuk segera mengakhiri hubungan yang ada, si laki-laki mulai membatasi hal-hal yang ia ceritakan tentang pasangannya pada keluarga. Tidak perlu sedikit-sedikit cerita dan tidak harus semua hal diceritakan. Toh bukan keluarganya yang akan menjalani kehidupan bersama pasangannya. Mereka memang perlu tahu tentang hal-hal tertentu, tapi mereka tidak perlu tahu akan semua dan setiap hal yang terjadi.

Hubungan pun berlanjut dalam suasana yang agak tegang antara pasangan dan keluarganya. Banyak tekanan yang muncul dari keluarga laki-laki terhadap si perempuan, baik yang disengaja maupun tidak, yang membuat si perempuan kadang berpikir untuk mengakhiri saja hubungan yang sedang terjalin. Namun, cinta si laki-laki selalu mampu menguatkan kakinya yang lemah, hatinya yang hampir menyerah, dan membuatnya mampu melanjutkan lagi perjalanan mereka bersama. Sehingga, perlahan tapi pasti, laki-laki dan perempuan ini mampu mengatasi segala rintangan yang ada. Mereka maju setahap demi setahap, naik setahap demi setahap; bersama. Sampai kakak si laki-laki membuat akun instagram dan mem-follow akun sang mantan pacar.

Si perempuan yang menyesali kekesalannya, merasa harus segera bertindak. Ia tidak bisa membiarkan pertengkaran ini terus melambung. Karena semakin dibiarkan justru akan semakin meracuni udara yang ada dan berpotensi merusak hubungan keluarga lebih besar lagi. Ia tidak mau suaminya benar-benar harus memilih dan meninggalkan salah satu di antara dirinya dan keluarga suaminya. Ia berpikir untuk menceritakan segala sesuatu yang terjadi apa adanya, bahkan jika itu berarti suaminya akan mengingkari keputusannya sekian tahun yang lalu untuk menjaga nama baik sang mantan pacar di depan keluarganya. Ia hanya berharap mereka, mertua dan kakak iparnya, yang lebih bijak dan jauh lebih dewasa, dapat mengerti kegelisahan, ketakutan, dan kesakit-hatiannya. Sehingga mereka dapat menolong laki-laki dan perempuan ini dalam memperkuat bahtera yang sedang mereka bangun, agar tetap bertahan dan tidak pecah diterpa gelombang kehidupan.

Si perempuan tidak meminta, apalagi menuntut, keluarga si laki-laki untuk tidak lagi berteman apalagi membenci sang mantan pacar. Si perempuan hanya mengharap pengertian bahwa pertemanan yang tetap dan terus berusaha mereka jalin itu tidak hanya menyakiti hati si perempuan tapi juga si laki-laki yang adalah keluarga mereka sendiri, serta berpotensi menimbulkan konflik dalam keluarga. Memang sudah sangat terlambat untuk mengungkap cerita yang sudah terpendam sekian tahun ini. Namun, terlambat tentu lebih baik daripada tidak sama sekali. Si perempuan, juga si laki-laki berharap, dengan mengetahui keseluruhan inti cerita yang ada dan seharusnya diungkap sejak lama, keluarga si laki-laki akan lebih mengerti perasaan keduanya dan lebih bijak mengambil sikap dalam hal apa pun. Bukan hanya yang berhubungan dengan sepasang anak manusia ini, tetapi setiap hal yang ada dalam kehidupan di dunia ini.


Dear M,
Terima kasih untuk ceritamu ini.
Terima kasih aku boleh memuatnya dalam blog pribadiku.
Semoga harapanmu terwujud;
dan semoga ceritamu menginspirasi setiap orang yang membacanya.
Tuhan besertamu dan keluargamu selalu.

Salam,
~ckk~

Surabaya, 03 April 2017

Comments







Instagram