Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Minggu Adven: Penantian dalam Pertobatan

Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Desember. Dan itu berarti kita juga akan memasuki Minggu Adven. Tapi, apakah kita ingat apa makna dari Minggu Adven? Dan apakah kita sudah siap untuk memasukinya? Kata adven berasal dari bahasa Latin adventus, yang berarti kedatangan. Tentu kedatangan yang dimaksud adalah kedatangan Yesus ke dalam dunia, baik itu peristiwa kedatangan-Nya ribuan tahun lalu yang kita rayakan setiap Natal, maupun kedatangan-Nya yang kedua kali nanti. Minggu Adven dimulai pada hari Minggu pertama pada bulan Desember dan berakhir pada hari Minggu terakhir sebelum Natal. Biasanya Minggu Adven dihiasi dengan nuansa warna ungu, mulai dari lilin yang diletakkan di meja altar, sampai dekorasi di dalam gedung gereja. Minggu Adven kita hayati sebagai masa penantian yang penuh pengharapan akan kedatangan Yesus. Dan dalam masa penantian itu, kita tidak boleh berpangku tangan. Kita harus melakukan sesuatu: mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya untuk menyambut kedatangan

Mulia dalam Kerendahan Hati

Saat saya masih kecil, ada sebuah lagu yang cukup sering dinyanyikan dalam kelas Sekolah Minggu. Mungkin sebagian di antara kita juga pernah mendengar atau menyanyikannya. Lagu itu sangat singkat. Pendek dan sederhana. Liriknya seperti ini: Aku anak Raja, engkau anak Raja, kita semua anak Raja. (2x) Haleluya puji Tuhan, haleluya puji Tuhan, haleluya puji Tuhan, haleluya. (2x) Lagu  itu menyatakan dengan jelas bahwa saya, Saudara, dan kita semua adalah anak Raja. Dan setiap kita yang mendengar atau menyanyikannya akan selalu diingatkan tentang hal tersebut. Jika ditanya siapa Raja yang dimaksud dalam lagu itu, tentu jawabannya adalah Raja Surgawi, Tuhan kita Yesus Kristus. Ya! Yesus adalah Raja Surgawi. Seorang raja pada umumnya hidup dengan penuh kemewahan serta memiliki banyak pelayan yang siap sedia untuk melayani segala kebutuhan dan keinginannya. Namun, Yesus tidak demikian. Ia tidak hidup dalam kemewahan dan tidak memiliki banyak pelayan. Dia memang Seorang Raja. Raja S

"Ya, Aku Datang Segera!"

Kabar yang indah benar, kidung besar menggegar, sabda Rajamu dengar! Yesus ‘kan datang seg’ra. Refrein: Datang seg’ra, datang seg’ra! Mungkin malam saatnya, pagi, siang, entah senja. Datang seg’ra, datang seg’ra! Hari gemilang berlimpah berkat: Yesus ‘kan datang seg’ra! Lagu yang tertulis dalam Kidung Jemaat nomor 271 itu sedikit banyak menggambarkan apa yang tertulis dalam bab terakhir Alkitab kita, “Sesungguhnya Aku datang segera dan membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12) Ya! Hari Tuhan sudah dekat. Yesus akan segera datang. Takutkah kita? Atau sebaliknya, kita justru sangat menantikan saat itu datang? Sebagai orang Kristen, kita memiliki Kristus dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, seharusnya kita mampu menyambut datangnya hari Tuhan itu dengan penuh pengharapan. Namun, kenyataannya tidak demikian. Banyak orang Kristen yang justru takut menghadapi datangnya hari Tuhan. Mereka kemudian mulai kehilangan pengharapan, mencari tah

Home Sweet Home

Sebagian di antara kita pasti sering membaca atau pun mendengar istilah ini. Istilah yang umum, yang sering ditulis serta didengungkan di mana-mana. Home sweet home. Rumahku, istanaku. Yang artinya, tidak ada lagi tempat yang lebih nyaman, dan lebih membahagiakan daripada “rumahku”. Dalam ungkapan ini, bentuk fisik rumah bukanlah hal yang penting. Besar atau kecil, mewah atau sederhana, berdinding kayu atau tembok, bertingkat atau tidak, memiliki halaman atau tidak, dan sebagainya, tidak mengurangi makna dari “istana” yang identik dengan keindahan dan kesempurnaan itu. Rumah bukanlah bangunannya, melainkan apa yang ada di dalam bangunan itu. Rumah adalah tempat kita berkumpul, hidup bersama dengan orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Tempat kita duduk bersama, makan bersama, saling mendukung satu sama lain, berbagi suka dan duka, cerita dan pergumulan, kasih dan kesetiaan, berbagi banyak hal dengan mereka. Rumahku, tidak lain dan tidak bukan, adalah keluargaku. “Harta

Menjadi Lebih Baik? Kenapa Tidak?!

Saat kita berjumpa dengan seseorang dan mulai menyukainya, biasanya kita akan mulai berubah sedikit demi sedikit. Yang tadinya malas ke gereja, mulai sering ke gereja. Yang tadinya malas belajar, mulai rajin belajar, yang tadinya malas mandi, mulai rajin mandi. Yang tadinya . . . . . . . , mulai rajin . . . . . . . . Pokoknya berusaha berubah menjadi lebih baik agar bisa membuat si ‘dia’ terkesan sehingga kita bisa mendapatkan perhatiannya. Ini adalah fenomena alami yang dialami oleh sebagian (mungkin besar atau cukup besar) manusia di bumi ini. Sayangnya, perubahan yang seperti ini belum tentu kita lakukan juga saat kita berjumpa dengan Yesus. Bahkan, setelah kita mulai mengenal dan pada akhirnya jatuh cinta kepada-Nya, kita pun belum tentu berubah menjadi seorang yang lebih baik. Padahal, perubahan yang kita lakukan bagi Yesus seharusnya lebih besar dan lebih baik daripada yang kita lakukan bagi seorang yang kita sukai atau cintai. Bukan untuk membuat Ia terkesan, apalagi untuk men

Shut Up!

Geot eulon bad girl sog eulon good girl Naleul jal aljido moshamyeonseo nae geotmoseubman bomyeonseo Hansimhan yeojalo boneun neoui siseon I nan neomuna usgyeo I am me. I'm not you. I have my own experiences and so do you. Maybe some of them are same. But, some others must be different. Then, I don't have to be like you and you don't have to be like me. Just live our own lives well. I don't think you know me so well. And I don't think you really want to understand me at all. So, I'll never open myself to you anymore. I'll close every single door and window, even every little crevices I have, from you. So, you could never hurt me with everything you say or do to me. You don't know me, so you don't have any right to judge me. Just shut up! And stay away from me and my life, please! Thank you. On the outside, I’m a bad girl; on the inside, I’m a good girl. You don’t even know me well, you only look at me from the outside. I find your gaze to be funny

It's Love

When I see you and feel so blessed, it's love. When I hear your voice and feel so relieved, it's love. When you hold my hand(s) and I feel so safe, it's love. When you hug me and I feel so comfortable, it's love. When you kiss me and I feel so loved, it's love. It's love, when I feel so happy and peaceful with your presence in my life. by: ckk ^_^ September 24, 2013 LPPS ~ Yogyakarta around 12.12

Bersatu, Berdamai, dan Jadilah Pembawa Damai bagi Indonesia

Tema ini penting untuk kita renungkan dan gumulkan bersama. Terlebih dalam situasi dan kondisi yang seperti ini, di mana kita sedang memperingati kemerdekaan bangsa kita dari jajahan bangsa lain. Mengapa? Katanya sudah merdeka. Tapi kenapa di sana-sini, kita bisa melihat atau mendengar, masih banyak terjadi kerusuhan, pertikaian dan permusuhan antar kelompok, daerah, suku, dan agama, masih banyak terjadi korupsi, ketidakadilan, kemiskinan, kelaparan, anak-anak yang putus sekolah, rakyat kecil yang susah mendapatkan pengobatan, dan lain sebagainya. Apakah ini yang namanya merdeka? Bukankah merdeka itu berarti bebas, lepas dari segala macam penjajahan atau perhambaan dalam hal apa pun dan oleh siapa pun juga? Tidak hanya lepas dari penjajahan secara fisik, tapi juga secara ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, agama, dan terutama dari segala macam hawa nafsu yang bisa menghancurkan dan membawa malapetaka bagi orang lain. Dan sampai di sini, selama 68 tahun ini, kita bisa melihat bah

the one and only: you

You. You. And only you. You are the one and only for me. There is no one like you. You are different from every boys (or men) I met before. You are so kind to me. You are so care about me. But you are not over-possessive and not over-protective towards me. You are mature. You are wise. You know how to make me smile again when I feel bad. You are not egoist. You always think about me too. And you never leave me alone, even in the worst condition. You love me like no one ever does. Always. And never fail. You never cheat from me. You never lie to me. You never give bad things to me. When I have a problem, you always help me to solve it with all might. Even if it seems impossible to be solved. But you never give up to help me. When I lie to you, you mad at me. But when I explain everything about my lie, you never blame me again and again. You will understand and tell me softly not to do it again. I love the way you love, care, mad, and everything you do for and towards me. There is no o

Untuk Segala Sesuatu Ada Waktunya

Pengkhotbah 3:1-8, 10 Di dunia ini kita hidup berdampingan dengan waktu. Dan oleh karena itu hidup kita terbatas pada waktu. Bahkan, bisa dikatakan bahwa hidup kita diatur oleh waktu dan harus mengikuti waktu. Kita tidak bisa meminta waktu untuk mengikuti kehendak kita, entah itu untuk berjalan dengan cepat, berjalan dengan lambat, berhenti, dan lain sebagainya. Kita juga tidak bisa memutar waktu sesuka hati kita: untuk kembali ke suatu kejadian di masa lalu kita, maupun mengintip masa depan kita. Karena semua sudah ada waktunya. Semua yang terjadi pada hidup kita sudah memiliki waktunya masing-masing. Termasuk kematian. Setiap makhluk yang mengalami kelahiran, cepat atau lambat pasti akan mengalami kematian. Ini adalah sebuah hal yang tidak bisa kita tolak dan tidak bisa kita cegah. Meski demikian, menghadapi kematian orang yang kita kasihi tentu bukanlah hal yang mudah. Walaupun mungkin kita sudah merasakan tanda-tanda bahwa dia akan pergi, pulang kembali kepada Sang Penci

Kasih Membangkitkan dan Menghidupkan Harapan

Hidup manusia itu benar-benar tidak bisa ditebak. Hari ini tertawa, esok menangis. Hari ini sehat, esok sakit. Hari ini hidup, esok mati. Tak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi esok. Ibarat naik roller coaster, kadang kita berada di atas, kadang di bawah. Kadang berjalan cepat, kadang lambat. Kadang mendebarkan, menantang, menakutkan, tapi kadang membosankan. Sama seperti pelangi, ada banyak warna yang hadir dan mewarnai hidup kita. Banyak suasana, perasaan, permasalahan, dan pergumulan yang berbeda, yang membentuk harmoni. Dan membuat hidup kita menjadi indah. Sebab bukankah warna yang banyak itulah yang justru membuat pelangi menjadi indah; dan bukanlah pelangi namanya jika ia tidak berwarna-warni?! Namun, kondisi seperti inilah yang membuat kita sering kehilangan harapan dalam kehidupan kita. Saat hidup kita sedang berada dalam kondisi yang enak, yang menyenangkan, harapan itu sangat cerah menaungi kita. Akan tetapi, saat hidup kita sedang berada dalam kondisi y

! cantik itu perempuan !

Sebagian perempuan pasti ingin menjadi cantik. Atau paling tidak, selalu berusaha tampil cantik agar nantinya disebut cantik. Dan setiap perempuan, kalau mau jujur, pasti senang hatinya saat dipuji "cantik". Tapi, cantik di sini cantik menurut siapa? Kata orang, "cantik itu relatif". Cantik menurut seseorang belum tentu cantik juga menurut orang yang lain. Hal ini didukung pula oleh banyaknya stereotipe tentang ke-"cantik"-an yang beredar di dunia ini. Setiap daerah memiliki kriteria atau ukuran kecantikannya masing-masing, yang belum tentu sama dengan daerah yang lain, termasuk Indonesia. Meski demikian, ada beberapa stereotipe tentang "cantik" yang paling banyak menjadi patokan sebagian perempuan di Asia, termasuk perempuan Indonesia (khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya), yaitu cantik itu putih, cantik itu langsing, cantik itu tinggi, cantik itu kulitnya bersih, mulus, tidak berbulu lebat, cantik itu rambutnya panjang, lurus, dan berkilau,

Sang Hikmat Penyata Allah

"Tak kenal maka tak sayang. Sudah kenal, lalu terbayang, dan timbulah rasa sayang." Inilah ungkapan yang sering digunakan orang untuk menyatakan betapa pentingnya arti sebuah pengenalan akan sesorang. Dan dalam hal ini kita berbicara tentang pengenalan akan Allah. Jika kita tidak mengenal Allah, apakah mungkin kita bisa mencintai Dia lebih dari apa pun? Apakah mungkin kita bisa mencintai seseorang yang tidak kita kenal dengan sungguh-sungguh? Sepertinya tidak! Itulah salah satu alasan Roh Kudus dianugerahkan kepada kita, yaitu agar kita benar-benar mengenal Allah kita, agar kita tidak salah dalam mengenal Dia. Tidak hanya itu, tetapi juga agar kita memahami kebenaran yang saat ini belum dapat kita tanggung sendirian tanpa kehadiran Roh itu (Yohanes 12-13). Apalagi dalam Roma 5:3b dikatakan bahwa "kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita", yang secara tidak langsung hendak mengatakan bahwa jika kita hidup di dalam kebenaran maka kita tidak hanya akan me

* him and her *

This is just an imagination letter, a letter from a girl as a reply to her ex-lover's letter; whom after all this time still don't want to face the fact that they can never be together. Certainly, not all girl will think or say or do like her. But, this is what I have in my imagination. I won't give you any details so you can imagine it as far as you can. But, for your information, if you find ******, it's a "name" of a man who ever and still love her too. I purposely didn't give him a name. Without any particular reason. Just don't want to. So... Hope you enjoy it! ^_^ U said: "What I do know for sure is that you always come to my mind every single day." But,what I do know for sure is you who always force your memories 'bout me to come back to your mind every single day. Definitely! "So I miss you, I miss almost everything I knew about you, sometimes even with your stubbornness. And stupidity." Yeah.. I was so

Bekerja Bagi Kebaikan Bersama

Disadari atau tidak, terkadang kita hanya memperhatikan diri kita sendiri. Apa yang kita lakukan hanya untuk kepentingan diri kita. Bahkan, apa yang kita doakan juga hanya untuk kebaikan diri kita sendiri. Yah... Paling pol buat keluarga kita. Buat orang lain? Nanti dulu. Lihat dulu siapa orangnya dan ada keuntungan untuk kita atau tidak. Malah terkadang yang terjadi adalah kebalikannya: lihat dulu ada keuntungan untuk kita atau tidak, baru lihat siapa orangnya. Padahal kita, manusia, adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kita membutuhkan relasi dengan orang lain. Yesus pun mengetahui hal itu dengan jelas. Oleh karena itulah, dalam Yohanes 17:20-26 Yesus berdoa kepada Bapa-Nya agar orang-orang yang percaya kepada-Nya, yang termasuk di dalamnya adalah kita, menjadi satu sama seperti Yesus dan Bapa-Nya adalah satu. Tidak hanya itu, Yesus juga berdoa agar kita selalu merasakan kasih dan kehadiran Yesus di mana pun kita berada, dalam apa pun yang kita lakukan. Ha






Instagram