Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Kurang, Lebih, Cukup?

Manusia dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas. Entah akan dirinya sendiri, maupun segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Hal ini terjadi tidak hanya dalam dunia sekuler, tapi juga dalam dunia pelayanan. Terlebih saat kita mulai sibuk mempersiapkan sebuah perayaan yang cukup besar. Semua menginginkan hal yang paling baik dan paling indah agar perayaan itu menjadi sesuatu yang tidak terlupakan. Tentu tidak ada masalah dengan hal ini; karena semua orang pasti menginginkan hal yang sama. Yang menjadi masalah adalah saat kita memaksakan segala sesuatunya sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa melihat apa yang kita miliki dan bagaimana kondisi di sekitar kita. Tidak jarang kita pun mulai memaksa orang lain untuk memenuhi keinginan kita, tanpa peduli bahwa orang tersebut juga memiliki kebutuhan lain yang harus mereka penuhi. Dampaknya, perselisihan pun bisa menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Terkadang, perselisihan pun seolah menjadi bumbu penyedap, yang tanpanya segala pe

Seni Hidup Bersama Orang Lain

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial; makhluk yang tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain di sekitarnya, makhluk yang tidak bisa hidup seorang diri saja. Meski demikian, hidup bersama orang lain bukan perkara mudah. Banyak hal bisa terjadi dalam kehidupan bersama itu. Dari hal yang baik dan menyenangkan, sampai hal yang buruk dan menyedihkan. Dari hal yang terjadi sesuai harapan dan kehendak kita, sampai hal yang terjadi bahkan di luar dugaan kita. Kalau hal yang terjadi di luar dugaan kita adalah hal yang baik, kita pasti senang-senang saja. Tapi, kalau yang terjadi adalah hal yang buruk, tidak jarang kita merasa sedih, kecewa, bahkan marah. Bukan kepada diri sendiri, tapi kepada orang lain. Orang lain lah yang menjadi penyebabnya; orang lain lah yang patut disalahkan atas segala hal buruk yang terjadi dalam hidup kita. Padahal, kalau kita mau berpikir dengan jernih, tidak jarang diri kita sendiri lah yang menjadi penyebab terjadinya segala hal dalam hidup kita. Hanya saja,

Cinta Itu... (2)

Cinta itu penuh dengan misteri. Bahkan, cinta itu sendiri adalah sebuah misteri. Datangnya sama sekali tidak terduga. Ia bisa datang kapan pun, di mana pun, dan kepada siapa pun. Cinta bisa datang karena terbiasa, bisa datang pada pandangan pertama. Namun, cinta juga bisa tidak datang untuk waktu yang (sangat) lama. Perginya pun tidak akan terduga. Cinta bisa pergi perlahan-lahan, bisa pergi tiba-tiba. Namun, cinta juga bisa tidak pergi sama sekali. Ada cinta yang perlu diperjuangkan. Ada cinta yang perlu dipertahankan. Ada cinta yang perlu dilepaskan. Susah dipahami. Namun, yang pasti, cinta tidak perlu dicari, cinta tidak dapat dibeli, dan cinta tidak akan terbagi. Karena cinta akan datang dengan sendirinya, cinta tidak ternilai harganya, dan cinta itu satu; utuh. by: ckk ^_^ 28 Agustus 2015 kamarku, Sidoarjo sekitar pk. 07.30 WIB

Cinta Itu... (1)

Cinta itu sederhana, namun rumit. Rumit, namun sederhana. Cinta tak berujung pangkal. Dari mulanya sampai selamanya cinta itu ada. Cinta bukan hanya soal perasaan. Cinta juga soal pikiran, perkataan, perbuatan. Cinta adalah keseluruhan hidup kita. Jika kamu berani mencintai seseorang, maka kamu harus berani pula untuk memberikan seluruh hidupmu setulusnya kepada orang yang kamu cintai; karena apa gunanya kamu katakan cinta kalau kamu tetap sibuk dalam duniamu sendiri? Cinta itu murni, agung, mulia; kita yang menodainya. Cinta itu tidak melukai; kita yang melukainya. Cinta itu tidak pernah buta; kita saja yang membutakan diri atas nama cinta. Cinta itu tidak pernah tuli; kita saja yang menulikan diri, juga atas nama cinta. Cinta bukanlah benda mati yang bisa diperlakukan sembarangan. Cinta adalah sesuatu yang hidup, yang bernyawa, dan tidak pernah mati. Sehingga cinta harus dihormati dan diperlakukan sebaik-baiknya. Dan cinta ti

Kasih Allah: Adil dan Tidak Memihak

Kasih adalah sesuatu yang tidak akan pernah ada habisnya dibicarakan. Bahkan, ada terlalu banyak perkataan serta perbuatan untuk mengungkapkannya; karena kasih itu sendiri sangat luas dan beragam. Namun, saat berbicara tentang kasih, tentu kita tidak bisa melepaskannya dari Allah, Sang Sumber Kasih itu sendiri. Allah yang adalah Kasih memberikan kasih-Nya bagi setiap manusia tanpa syarat, tanpa batas, dan tanpa kecuali. Kasih Allah itu sama bagi setiap manusia; adil dan tidak memihak. Hanya saja, cara-Nya memberikan kasih itu yang belum tentu sama seorang dengan yang lain. Bergantung pada relasi seseorang dengan-Nya, juga tingkat kedewasaan iman orang tersebut. Hal inilah yang seringkali tidak kita mengerti sebagai anak-anak Allah. Kita menganggap Allah pilih-pilih dalam memberikan kasih-Nya. Kita menyebut Allah tidak adil karena kita merasa Ia memihak kelompok tertentu. Mereka yang belum mengenal Allah, mereka yang sering jatuh bangun dalam dosa, mereka yang tidak sungguh-sunggu

Penolakan

Setiap manusia di dunia pasti pernah mengalami penolakan paling tidak satu kali dalam hidupnya. Baik penolakan yang dilakukan dengan halus, maupun penolakan yang dilakukan dengan kasar. Setiap penolakan bisa berujung pada timbulnya kekecewaan, sakit hati, bahkan luka batin. Hal itu tentu bergantung pada tingkat kehalusan penolakan tersebut. Tapi, lebih dari itu, tingkat sakit hati yang kita alami sebenarnya lebih bergantung pada sikap kita terhadap penolakan itu sendiri. Tidak semua penolakan perlu kita pertimbangkan lebih lanjut. Walaupun ada juga yang memang harus benar-benar kita pikirkan dengan baik. Terlepas dari semua itu, terkadang kita memang perlu mengalami penolakan dalam hidup kita. Agar kita lebih tahu apa yang perlu kita perbaiki dalam diri kita. Sehingga kita juga bisa berkembang lebih baik baik lagi dan semakin mendekati kriteria manusia yang sempurna menurut Tuhan dalam firman-Nya. Penolakan tidak selalu buruk. Penolakan bisa menjadi sesuatu yang baik. Tergantu

I Want To...

How can I not feeling down when my heart hurts? How can I keep smiling when tears are falling down? How can I stay still when someone dear to me did this? How can I just let it go when it hurts my ego? I don’t want to feel down. I want to keep smiling. I want to stay still. I want to let it go. I’ve never ask for this kind of humiliation. And I don’t deserve to receive it. What sin did I do to you, so you do this to me? If you don’t like me, why don’t you just tell me? So I can go away from your life and keep a distance from everyone you love? Just so you know, it hurts. Really. Deeply. I want to ignore it, but I can’t. I just can’t. I don’t know why. Maybe because I love and trust you like my own family? I don’t want to feel down anymore. I want to keep smiling again. I want to stay still. I want to let it go. But, how? Tell me. Pleas






Instagram