Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

Memang Harus Rapuh

Mengapa manusia diciptakan dengan hati yang rapuh, Yang mudah terluka, Bahkan oleh keputusannya sendiri? Tapi, Jika manusia diciptakan tanpa hati, Dunia tidak akan menjadi indah. Tidak ada sesuatu yang dapat melembutkan kekerasan manusia. Tapi... Mengapa hati itu harus rapuh dan mudah terluka? Tak bisakah manusia diciptakan dengan hati yang kuat, Yang tidak mudah terluka? "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Mungkin hati manusia memang harus rapuh dan mudah terluka. Tidak! Bukan mungkin! Memang harus! Agar ada cukup ruang bagi Bapa untuk mengalirkan kasih-Nya, Menyatakan cinta-Nya bagi setiap manusia. Jika manusia diciptakan dengan hati yang kuat dan tidak mudah terluka, Manusia tidak akan memerlukan kasih Bapa untuk menyembuhkan luka-luka hatinya. Bahkan, Mungkin manusia tidak akan pernah terluka jika hatinya kuat. Hati manusia memang harus rapuh, Agar manusia tidak menjadi keras, Agar manusia sadar bahwa dirinya ti

a lil' message just for you from my lil' heart...

I'll never apologize, 'cause loving you is not a mistake... A storm not only devastated, but it also grow the new root... Love hurts, love will heal... It's certain that true love can heal a broken heart, 'cause true love is the spirit of human life... I don't cry, not because I don't sad... I just want to see clearly when you leave, in order to remember you... If you decided to leave me and choose her, I'm okay... I won't sad, I won't mad, I won't cry... I won't ask you to stay beside me too... I just want you to be honest with your little heart... If all of your decision came from your honesty with your little heart, I'm okay... I'll be okay... 'Cause you'll be happy with your decision: to be with her... But, if all of your decision didn't came from your honesty with your little heart, I'm not okay... I won't be okay... 'Cause you won't be happy with your decision: to be with her... It's certain that

What About Now?

Shadows fill an empty heart As love is fading From all the things that we are But are not saying Can we see beyond the stars And make it to the dawn? Change the colors of the sky And open up to The ways you made me feel alive The ways I loved you For all the things that never died To make it through the night Love will find you What about now? What about today? What if you're making me all that I was meant to be? What if our love never went away? What if it's lost behind words we could never find? Baby, before it's too late What about now? The sun is breaking in your eyes To start a new day This broken heart can still survive With a touch of your grace Shadows fade into the light I am by your side Where love will find you What about now? What about today? What if you're making me all that I was meant to be? What if our love, it never went away? What if it's lost behind words we could never find? Baby, before it's too late What about now? Now that we're here

Jujurlah dengan Hatimu

*edited from closing cogitation for convent “GKI Membaca Diri” ~ May 16 – 17, 2011 1 Korintus 7:10-16 Banyak pertentangan yang terjadi ketika kita berbicara tentang pernikahan ekumenis, baik yang berbeda aliran gerejanya, terutama yang berbeda agamanya. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak. Tetapi, pada akhirnya semua kembali pada diri kita masing-masing, pada diri saudara, anak, atau teman kita yang hendak menikah, kembali pada hati kita masing-masing. Paulus mengatakan, “Kalau ada seorang saudara beristerikan atau bersuamikan seorang yang tidak beriman dan pasangannya itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan pasangannya yang tidak seiman itu.” (1 Korintus 7:12-13) Dalam hal ini, Paulus sudah menyentuh ranah hati, sesuatu yang paling mendalam dalam diri setiap manusia, sesuatu yang paling jujur, paling kuat berbicara, sekaligus yang paling rapuh dalam diri setiap manusia. Menikah atau tidak menikah merupakan pilihan hati masing-masing pribadi. Meni

Hati Kecilku

Lama... Lama sekali aku tersesat dalam hutan asmara. Merasakan dinginnya, Gelapnya, Lika-likunya yang tak berpangkal dan tak berujung, Sendirian. Ya! Hanya aku seorang diri. Namun, Aku tidak berdiam diri begitu saja. Aku terus melangkah mengikuti hati kecilku, Mengikuti kaki-kaki kecilku, Ke mana pun mereka hendak membawaku pergi. Aku terus mencari mengikuti hati kecilku, Mengikuti mata-mata kecilku, Apa pun yang hendak mereka cari. Aku tak mengerti ke mana aku harus melangkah. Semuanya dingin, Tak ada kehangatan sedikit pun. Aku pun tak mengerti apa yang harus ku cari. Semuanya gelap, Tak ada cahaya sedikit pun. Namun, Aku terus melangkah, Aku terus mencari. Sampai suatu ketika, Aku melihat secercah cahaya di kejauhan. Cahaya itu sangat amat kecil, Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kegelapan yang menyelimutiku. Tetapi, Cahaya kecil itu terasa hangat Dan sangat mengundang. Ia seolah memanggil-manggilku Untuk datang kepadanya. Hati kecilku pun melonjak kegirangan. Mungkin it

Peka dan Peduli

Aku tak ingin membuatmu bersedih, Menangis, Kecewa, Marah. Tapi… Aku juga tak ingin berpura-pura, Menyembunyikan diriku, Menjadi orang lain. Mungkin caraku salah; Aku terlalu tegas, Terlalu keras, Terlalu kasar. Tapi… Aku hanya ingin mengajakmu untuk lebih peka, Lebih peduli, Pada apa dan siapa yang ada di hadapanmu, Apa dan siapa yang ada di sekelilingmu. Ya! Peka dan peduli. Tak mampukah kamu memilikinya? Tak mampukah kamu melakukannya? Aku tak ingin memaksamu untuk memilikinya, Apalagi untuk melakukannya. Tapi… Aku juga tak tahan jika kamu tak mau memilikinya, Tak mau melakukannya. Aku tahu di lubuk hatimu yang terdalam, kamu memilikinya. Kamu peka dan peduli. Hanya… Kamu tak ingin mencurahkannya, Tak ingin menyatakannya, Pada apa dan siapa yang ada di hadapanmu, Apa dan siapa yang ada di sekelilingmu. Peka dan peduli. Dua hal yang terkesan tak mudah untuk dimiliki, Untuk dilakukan. Tapi… Sebenarnya mudah. Sangat mudah. Tak ada resep khusus untuk menjadi peka dan peduli. Kamu hanya






Instagram