Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Mengampuni dan Melupakan

Mengampuni dan melupakan, itulah yang Engkau lakukan supaya ‘ku ‘kan mengampuni dan melupakan . Menyanyikan lagi itu tentu sangat mudah. Tapi, melakukan apa yang disampaikan oleh lagu itu tentu tidak mudah. Tidak semua orang mampu mengampuni dengan mudah. Dan tidak semua orang mampu melupakan kesalahan maupun hal buruk di masa lalu dengan mudah. Namun, bukan berarti mereka yang seperti itu dapat langsung disebut sebagai seorang yang pelit pengampunan apalagi pendendam. Selain karena memang tidak mudah melakukannya, perkara mengampuni dan melupakan kesalahan ini tidak melulu berbicara tentang relasi kita dengan orang lain; tapi juga tentang relasi kita dengan diri kita sendiri. Bagi sebagian orang, mengampuni dan melupakan kesalahan diri sendiri mungkin tidak pernah menjadi sebuah persoalan sama sekali. Kesalahan sekecil atau sebesar apa pun dapat berlalu begitu saja tanpa ada perenungan sedikit pun. Akan tetapi, bagi sebagian yang lain, kesalahan diri yang sangat kecil pun dapat m

Marah... Bolehkah?

Kemarahan adalah sebuah hal yang wajar terjadi dalam hidup kita bersama dengan orang lain. Tidak ada manusia yang tidak pernah marah. Tidak ada manusia yang tidak pernah mengungkapkan kemarahannya. Ini sangat manusiawi. Setiap manusia pasti pernah marah dan mengungkapkan kemarahan setidaknya satu kali seumur hidupnya. Yang jadi persoalan bukanlah kemarahannya, tapi bagaimana kita mengungkapkan kemarahan kita. Apakah kita membiarkannya meledak-ledak begitu saja sampai melukai orang lain, bahkan orang yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kemarahan kita? Atau kita memendamnya begitu dalam sehingga tidak ada orang yang tahu apalagi sampai menjadi korban kemarahan kita? Yang mana pun, sebenarnya tidak akan membawa dampak positif bagi diri kita dan bagi orang lain. Yang pertama jelas akan melukai orang lain walaupun mungkin juga menyadarkan mereka akan kesalahan mereka. Yang kedua mungkin tidak melukai orang lain, tapi juga tidak akan menyadarkan mereka akan kesalahan mereka. Dan yang past

Meminta Maaf dan Memaafkan

Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan. Tapi hanya yang pemberani yang mau mengakui. Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati. Hanya yang berjiwa satria yang mau memaafkan. Sepenggal lirik dari lagu berjudul “Persahabatan” yang dipopulerkan oleh Sherina beberapa tahun yang lalu ini sangat cocok menggambarkan kehidupan kita. Karena setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan serta merasakan sakit hati paling tidak satu kali dalam hidupnya. Ini merupakan hal yang wajar dan sangat manusiawi. Namun, bukan berarti kita bisa membiarkannya terjadi begitu saja tanpa penanganan apa pun. Dari kesalahan kita dapat belajar untuk merendahkan diri, meminta maaf pada orang lain, dan berusaha melakukan yang lebih baik di masa depan. Dari sakit hati kita belajar untuk memiliki hati yang besar sehingga kita dapat memaafkan, serta tidak memberikan sakit hati yang sama pada orang lain. Tidak mudah memang. Karena meminta maaf dan memaafkan dapat disebut sebagai dua hal tersulit bagi manu

Seni Berkomunikasi

Komunikasi yang baik adalah kunci dalam sebuah hubungan. Tidak hanya dalam hubungan percintaan, tapi juga dalam hubungan keluarga, pertemanan, kemitraan, pekerjaan, bahkan pelayanan. Tanpa adanya komunikasi yang baik, semua hubungan itu tidak akan berlangsung dan berjalan dengan baik. Perselisihan, kekecewaan, kemarahan, kecurigaan, dan hal buruk lainnya dapat menjadi makanan sehari-hari yang jika dibiarkan begitu saja akan mulai dan terus menggerogoti bangunan, bahkan pondasi dari hubungan yang sedang dijalin itu. Namun, menjaga komunikasi yang baik dengan orang lain tidak semudah membalik telapak tangan. Karena bahasa seorang dengan yang lain belum tentu sama. Frekuensi yang dimiliki seorang dengan yang lain bisa berbeda-beda. Kita tidak bisa menyamakan bahasa yang kita pakai untuk orang dewasa dengan anak kecil, begitu juga sebaliknya. Bahkan, sesama orang dewasa pun belum tentu memiliki frekuensi bahasa yang sama. Oleh karena itu, penting untuk belajar memahami frekuensi bahasa ya

Manusia dan Emosinya

Mengelola emosi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak orang gagal dalam usahanya. Dan tidak sedikit yang menyerah lalu membiarkan emosinya meledak-ledak tak terkendali dalam beberapa maupun segala situasi. Emosi di sini tentu bukan hanya emosi yang negatif, seperti kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan sebagainya. Tapi juga emosi yang positif, seperti kebahagiaan, kekaguman, kebanggaan, dan sebagainya. Mengapa demikian? Mengapa emosi yang positif pun harus kita kelola dengan baik? Karena segala sesuatu yang berlebihan selalu menghasilkan sesuatu yang tidak baik; tidak peduli seberapa buruk atau seberapa baik sesuatu itu. Seperti makanan yang baik untuk tubuh kita, yang jika kita konsumsi berlebihan dapat membuat kita merasakan berbagai ketidaknyamanan mulai dari yang ringan sampai yang berat; demikian juga emosi pada diri kita. Terlalu bahagia karena sesuatu tentu tidak baik, apalagi terlalu sedih karena sesuatu. Keduanya dapat membuat kita lupa akan penyertaan dan kasih set






Instagram