Skip to main content

Kurang, Lebih, Cukup?

Manusia dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas. Entah akan dirinya sendiri, maupun segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Hal ini terjadi tidak hanya dalam dunia sekuler, tapi juga dalam dunia pelayanan. Terlebih saat kita mulai sibuk mempersiapkan sebuah perayaan yang cukup besar. Semua menginginkan hal yang paling baik dan paling indah agar perayaan itu menjadi sesuatu yang tidak terlupakan. Tentu tidak ada masalah dengan hal ini; karena semua orang pasti menginginkan hal yang sama. Yang menjadi masalah adalah saat kita memaksakan segala sesuatunya sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa melihat apa yang kita miliki dan bagaimana kondisi di sekitar kita. Tidak jarang kita pun mulai memaksa orang lain untuk memenuhi keinginan kita, tanpa peduli bahwa orang tersebut juga memiliki kebutuhan lain yang harus mereka penuhi.

Dampaknya, perselisihan pun bisa menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Terkadang, perselisihan pun seolah menjadi bumbu penyedap, yang tanpanya segala persiapan perayaan itu terasa kurang. Semakin dekat dengan hari perayaan itu dilaksanakan, biasanya perselisihan pun semakin banyak dan gencar. Karena semua orang semakin tertekan untuk menampilkan dan memberikan yang terbaik, tanpa peduli pada kondisi yang ada di sekitarnya.

Namun, bukan berarti perselisihan itu benar-benar tidak terelakkan. Jika kita mau mencukupkan diri kita dengan segala yang kita miliki, segala yang ada di sekitar kita, maka perselisihan itu tidak akan terjadi. Atau, kalau pun terjadi, itu hanya akan menjadi sebuah perselisihan kecil yang dapat cepat diselesaikan. Akan tetapi, mencukupkan diri dengan apa yang ada bukan berarti kita tidak lagi merealisasikan keinginan kita atau mengusahakan yang terbaik. Kita tetap melakukannya, hanya saja kita tidak lagi memaksakan keinginan kita tanpa melihat dan tanpa peduli dengan orang-orang serta keadaan di sekitar kita. Kita hanya mengusahakan yang terbaik dengan segala yang kita miliki, segala yang ada di sekitar kita, segala yang dapat kita capai. Bukankah ini lebih baik; karena kita tidak lagi mementingkan diri sendiri tapi mementingkan orang lain, mementingkan kepentingan bersama?

Segala sesuatu yang kurang tentu tidak baik. Tapi, segala sesuatu yang berlebihan pun tidak baik. Yang baik, bahkan paling baik, adalah berkecukupan. Ini bukan hal yang mudah, tapi juga tidak mustahil untuk dilakukan. Mencukupkan diri dalam segala hal adalah hal yang harus dimiliki serta dipelajari oleh semua manusia yang dalam dunia ini. Dan itu berarti, saya serta Saudara termasuk di dalamnya.

by: ckk ^_^
30 November 2015
kamarku, Sidoarjo
sekitar pk. 11.00 WIB

Comments







Instagram