Skip to main content

! cantik itu perempuan !

Sebagian perempuan pasti ingin menjadi cantik. Atau paling tidak, selalu berusaha tampil cantik agar nantinya disebut cantik. Dan setiap perempuan, kalau mau jujur, pasti senang hatinya saat dipuji "cantik". Tapi, cantik di sini cantik menurut siapa?

Kata orang, "cantik itu relatif". Cantik menurut seseorang belum tentu cantik juga menurut orang yang lain. Hal ini didukung pula oleh banyaknya stereotipe tentang ke-"cantik"-an yang beredar di dunia ini. Setiap daerah memiliki kriteria atau ukuran kecantikannya masing-masing, yang belum tentu sama dengan daerah yang lain, termasuk Indonesia. Meski demikian, ada beberapa stereotipe tentang "cantik" yang paling banyak menjadi patokan sebagian perempuan di Asia, termasuk perempuan Indonesia (khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya), yaitu cantik itu putih, cantik itu langsing, cantik itu tinggi, cantik itu kulitnya bersih, mulus, tidak berbulu lebat, cantik itu rambutnya panjang, lurus, dan berkilau, cantik itu bla bla bla...

Dampaknya, banyak perempuan yang akhirnya terjebak dalam stereotipe-stereotipe itu. Apalagi ditambah dengan banyaknya produk-produk dan iklan-iklan kecantikan yang semakin menguatkannya. Yang membuat mereka berusaha sedemikian rupa untuk mewujudkan ke-"cantik"-an yang seperti itu. Mulai dari permainan make-up untuk menutupi kekurangan-kekurangan pada wajah, memakai krim-krim pemutih wajah dan tubuh, mengonsumsi obat-obat pelangsing plus diet ketat, perawatan di salon yang mahal, sampai suntik ini-itu, sulam ini-itu, dan operasi ini-itu. Padahal tidak ada jaminan yang pasti. Belum tentu mereka akan menjadi cantik setelah melakukan semua itu. Dan semua itu pasti memiliki risiko yang bisa menjadi bahaya bagi diri mereka; selain rasa sakit luar biasa yang tidak jarang harus mereka rasakan saat melakukan perawatan-perawatan itu. Katanya, "Ya sakit sih, tapi nggak papa lah. Demi kecantikan." Hmm... Cantik itu sakit rupanya.

Memang ada kemungkinan bahwa mereka akan menjadi cantik. Tapi, apakah kecantikan itu akan kekal; akan bertahan selamanya? Sepertinya tidak! Make-up harus diaplikasikan berulang-ulang. Krim-krim pemutih dan obat-obat pelangsing harus dikonsumsi terus-menerus. Diet dan perawatan di salon harus rutin dilakukan. Berbagai macam suntikan, sulaman, dan operasi pun harus dilakukan secara berkala, lengkap dengan rasa sakit yang mungkin ditimbulkannya. Jika tidak, maka kecantikan itu akan pudar ditelan waktu. Tapi, sekali lagi, cantik di sini cantik menurut siapa?

Saat mereka sudah mengusahakan segala macam cara untuk meraih kecantikan itu, yang mungkin juga sudah menghabiskan banyak uang mereka dan membuat mereka harus menanggung rasa sakit, ternyata ada seseorang atau sekelompok orang yang tidak menganggap mereka cantik, apa yang mereka rasakan? Sedih? Kesal? Marah? Merasa semua yang sudah mereka lakukan adalah sia-sia? Ya! Sebagian perempuan pasti akan merasa seperti itu. Lalu, setelah itu apa? Balas menghina? Mungkin. Diam dan mengurung diri dalam kamar? Mungkin juga. Berusaha lebih keras lagi untuk meraih kecantikan yang lebih lagi? Nah, ini yang bahaya. Kenapa? Mereka sudah sampai pada titik ingin mendapatkan pujian dari semua orang, tanpa kecuali. Sehingga mereka akan melakukan segala macam cara untuk meraihnya dan membuat mereka tidak peduli akan risiko apa pun yang bisa menimpa mereka. "Yang penting aku cantik. Kalau bisa paling cantik."

Padahal, cantik itu relatif. Setiap orang memiliki persepsi atau pendapatnya masing-masing tentang apa itu cantik, yang tidak bisa dipaksa oleh orang lain. Karena itulah belum tentu semua orang akan mengagumi kecantikan satu orang yang sama. Sebagian orang mungkin iya, tapi kalau semua belum tentu. Dan ada sebagian orang yang mungkin justru tidak suka pada perempuan yang cantiknya tidak alami alias buatan. Jadi kenapa kita, perempuan, harus berusaha sedemikian rupa dan dengan berbagai cara untuk tampil cantik, apalagi jika itu hanya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain bahwa dirinya cantik? Untuk apa?

Pada dasarnya setiap perempuan itu cantik. Tidak ada yang tidak cantik. Yang membuat perempuan tidak cantik adalah pikiran mereka sendiri (dan juga orang lain) yang terjebak dalam stereotipe-stereotipe tentang ke-"cantik"-an yang ada. Terjebak dalam keinginan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bahkan mungkin dari semua orang, bahwa dirinya cantik, lebih cantik dari perempuan yang lain, dan kalau mungkin paling cantik dibandingkan semua perempuan yang ada.

Cantik itu relatif, menurut siapa yang melihatnya. Cantik menurut seseorang belum tentu cantik menurut orang yang lain. Dan begitu pula sebaliknya, yang tidak cantik menurut seseorang belum tentu tidak cantik juga menurut orang yang lain. Setiap perempuan itu cantik. Tidak ada yang tidak cantik. Semua bergantung pada siapa yang melihatnya dan dari sisi mana mereka (atau kita) melihatnya.



Kamu itu perempuan.
Perempuan itu cantik.
Kamu itu cantik.

Cantik itu bukan (yang) putih, langsing, tinggi, dan lain sebagainya.

Cantik itu perempuan.



by: ckk ^_^
03 Juni 2013
kamarku ~ Jombang
sekitar pk 20.30 WIB

Comments







Instagram