Skip to main content

Mulia dalam Kerendahan Hati

Saat saya masih kecil, ada sebuah lagu yang cukup sering dinyanyikan dalam kelas Sekolah Minggu. Mungkin sebagian di antara kita juga pernah mendengar atau menyanyikannya. Lagu itu sangat singkat. Pendek dan sederhana. Liriknya seperti ini:
Aku anak Raja, engkau anak Raja, kita semua anak Raja. (2x)
Haleluya puji Tuhan, haleluya puji Tuhan, haleluya puji Tuhan, haleluya. (2x)

Lagu  itu menyatakan dengan jelas bahwa saya, Saudara, dan kita semua adalah anak Raja. Dan setiap kita yang mendengar atau menyanyikannya akan selalu diingatkan tentang hal tersebut. Jika ditanya siapa Raja yang dimaksud dalam lagu itu, tentu jawabannya adalah Raja Surgawi, Tuhan kita Yesus Kristus. Ya! Yesus adalah Raja Surgawi.

Seorang raja pada umumnya hidup dengan penuh kemewahan serta memiliki banyak pelayan yang siap sedia untuk melayani segala kebutuhan dan keinginannya. Namun, Yesus tidak demikian. Ia tidak hidup dalam kemewahan dan tidak memiliki banyak pelayan. Dia memang Seorang Raja. Raja Surgawi. Setara dengan Allah. Meski demikian, Ia “…, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:6-8).

Hal itu dilakukannya bukan tanpa maksud. Bukan juga karena keterpaksaan. Tetapi karena Ia sangat mengasihi kita, sehingga Ia merelakan nyawa-Nya “…, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Ini adalah sebuah kerendahan hati yang luar biasa yang dimiliki oleh seorang Raja, yang belum tentu kita temukan dalam diri raja-raja yang lain; yang membuat Ia sangat dimuliakan oleh Bapa-Nya.

Oleh karena itu, sebagai anak-anak-Nya, kita patut meneladani-Nya dan memiliki kerendahan hati yang sama seperti-Nya. Sehingga kita tidak menganggap diri kita lebih tinggi atau pun lebih benar daripada orang lain, senantiasa mengintrospeksi diri serta kehidupan kita, dan selalu hidup mencerminkan kasih dan kebaikan-Nya kapan pun dan di mana pun kita berada. Agar setiap orang yang melihat kita boleh merasakan kasih dan kebaikan-Nya, hidupnya diubahkan menjadi lebih baik, ikut meneladani kasih dan kebaikan-Nya itu, dan memuliakan Yesus Kristus, Sang Raja Surgawi.


Majesty worship His Majesty.
Unto Jesus, be all glory, power, and praise.
Majesty, Kingdom authority.
Flow from His throne, unto his own, His anthem raise.

So exalt, lift up on high The Name of Jesus.
Magnify, come glorify, Christ Jesus the King.
Majesty, worship His Majesty.
Jesus who died, now glorified, King of all Kings.

by: ckk ^_^
20 November 2013
kamarku ~ Jakarta
sekitar pk 12.20 WIB

Comments







Instagram