Skip to main content

Pasangan vs Keluarga (1)

Ada sepasang anak manusia, laki-laki dan perempuan, yang sedang diterpa gelombang kehidupan. Sudah lama mereka bersama, namun perselisihan tak pernah bosan mengusik keduanya. Masalah demi masalah datang silih berganti, berusaha mengguncang bahtera yang sedang mereka bangun. Kali ini, masalahnya mungkin cukup sepele, namun menimbulkan pertengkaran yang cukup besar. Tidak hanya di antara keduanya, tetapi dengan keluarga si laki-laki juga.

Masalah diawali dengan kakak si laki-laki yang baru membuat akun instagram dan mem-follow akun salah satu mantan pacar si laki-laki. Jelas si perempuan sakit hati, heran, dan bertanya-tanya apa maksudnya. Mereka sudah cukup lama menikah. Bukankah sudah tiba saatnya bagi keluarga laki-laki untuk benar-benar meninggalkan mantan pacar si laki-laki dan tidak selalu mencari-carinya di media sosial mana pun? Pertengkaran pun terjadi. Laki-laki dan perempuan itu saling melempar kekesalan yang tersimpan di hati. Rupanya, beberapa tahun sebelumnya, saat mereka belum menikah, mama si laki-laki membuat akun facebook. Tentu tidak ada masalah dengan hal itu. Namun, yang lebih dulu dicari dan ditambahkan sebagai teman bukan perempuan yang resmi menjadi pacar anaknya, melainkan sang mantan pacar; dan perempuan yang resmi menjadi pacar anaknya itu baru ditambahkan beberapa hari kemudian.

Tidak cukup sampai di situ, saat perempuan ini diajak pulang ke rumah keluarga laki-laki, secara diam-diam mama dan kakak si laki-laki menceritakan kabar-kabar yang mereka dapat tentang sang mantan pacar. Maksud hati hanya untuk kalangan pribadi, namun si laki-laki menceritakannya pada perempuan yang menjadi pasangannya itu. Bukan untuk menyakiti hati si perempuan agar ia bisa kembali pada mantannya, bukan pula untuk mengadu keluarga dengan pasangannya, namun hanya karena ia tidak sanggup menyimpan rahasia pada pasangannya, terutama rahasia yang berpotensi menyakiti hati pasangannya.

Mendengar hal itu, si perempuan jelas sakit hati. Terlebih karena ia tahu bagaimana perilaku sang mantan pacar pada pasangannya dulu, serta alasan di balik putusnya hubungan mereka. Ia marah, namun lebih memilih untuk diam dan menyimpan sakit di hatinya. Bukan karena ia tidak berani meminta penjelasan dari calon mertua dan kakak iparnya, tetapi ia berusaha untuk menghargai keputusan pasangannya yang ingin menjaga nama baik sang mantan pacar di depan keluarganya, serta tidak menambah sakit hati yang sudah ada sebagai akibat dari perbuatan mereka. Sembari berharap mereka, calon mertua dan kakak iparnya, tidak akan terus mencari kabar dan mengungkit-ungkit  sang mantan pacar lagi.

Waktu berlalu, sakit hati pun hampir lalu. Laki-laki dan perempuan ini akhirnya menikah dan hidup jauh dari keluarga laki-laki. Mereka berusaha memaafkan hal-hal buruk yang dilakukan satu sama lain dan masing-masing keluarga, serta memutuskan untuk hidup menatap ke depan dan tidak membiarkan segala yang di belakang mengusik langkah mereka. Sampai kakak si laki-laki membuat akun instagram dan mem-follow akun sang mantan pacar. Si perempuan berpikir cukup sekali sang mantan pacar dibawa masuk oleh keluarga pasangannya; jangan sampai ada yang kedua atau ketiga kali. Sekali sudah lebih dari cukup! Oleh sebab itu, marahlah ia pada suaminya. Memang bukan suaminya yang salah, namun kepada siapa lagi perempuan itu dapat marah tanpa penghakiman berlebih jika bukan pada suaminya sendiri? Ia tidak suka dengan perlakuan keluarga suaminya itu. Ia merasa tidak dianggap, tidak dihargai, dan tidak lebih baik dari sang mantan pacar di mata keluarga suaminya; yang menyebabkan mereka selalu mencari dan berusaha menjaga hubungan baik dengan sang mantan pacar.

Si laki-laki yang tidak tahan menjadi sasaran kekesalan istrinya, mencoba berbicara dengan kakaknya. Bukan pembicaraan yang baik yang terjadi; sang kakak marah balik karena tidak terima perbuatannya dipertanyakan dan merasa diatur oleh adik iparnya. Ia merasa punya hak untuk berteman dengan siapa saja, termasuk dengan mantan pacar adiknya walaupun mereka sudah tidak memiliki hubungan apa-apa; terlebih karena adiknya dan sang mantan pacar putus dengan baik-baik saja. Dan saat itu juga sang kakak langsung meng-unfollow akun adik iparnya, lalu meng-unfollow akun adiknya tak lama kemudian, namun tetap mem-follow akun sang mantan pacar. Usaha apa pun yang dilakukan si laki-laki malah membuat sang kakak makin marah. Mungkin si laki-laki salah berbicara, salah menjelaskan. Mungkin juga sang kakak kurang mau mendengarkan dengan baik karena terlanjur emosi merasa ada orang yang hendak ikut campur dalam kehidupannya.


Comments







Instagram